logo

Diabetes Expo 2023: Know Your Risk, Know Your Response

Diabetes Expo 2023: Know Your Risk, Know Your Response

Diabetes Expo 2023: Know Your Risk, Know Your Response

Siapa yang tidak tahu diabetes, salah satu penyakit yang mematikan dan menjadikan negara Indonesia sebagai negara ke-5 penderita diabetes terbanyak sedunia.

Faktor umum terjadinya diabetes adalah genetik, berlebihan dalam konsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak gula, kurang olahraga, kelebihan berat badan, menderita penyakit autoimun, kolesterol dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

60% penduduk Indonesia tidak sadar bahwa dirinya mengidap diabetes. Biasanya mereka terlambat mengetahui atau sudah mengalami komplikasi. Di tahun 2017, terdapat 75% penderita diabetes berusia 20 tahun hingga 65 tahun dikarenakan mengonsumsi gula berlebih. Sedangkan kita cukup konsumsi gula sebanyak 50 gram saja atau setara dengan empat sendok makan.

Harus kamu tahu nih sobat, diabetes bisa menyebabkan kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, hingga amputasi kaki jika tidak dikontrol dengan baik.

Pasien yang datang ke Pusat Perawatan Luka, Stoma dan Inkontinensia Wocare Center Bogor biasanya memiliki luka yang lama sembuh, namun setelah ditangani ternyata banyak pasien yang tidak menyadari bahwa ia memiliki diabetes, riwayat penyakit yang mempengaruhi proses penyembuhan luka.

Kenapa pada penderita diabetes memiliki permasalahan luka sulit sembuh?

Glukosa dalam darah yang tidak bisa masuk ke dalam sel akan menumpuk di dalam darah, sehingga menjadi tempat bakteri dan mengganggu aliran darah ke kulit, hal itulah yang menyebabkan luka lama sembuh. jika tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi luka yang parah, salah satunya adalah amputasi kaki, resiko terbesar dari kasus diabetes di Indonesia.

Namun kenyataannya, kita bisa mencegah amputasi dengan sosialisasi deteksi dini kesehatan kaki kepada masyarakat. Selain masyarakat, tenaga kesehatan juga ikut berperan penting dalam menekan kasus diabetes di Indonesia. Wocare Center membuat tindakan nyata dengan program KISS (Komunitas kaki sehat se-indonesia), suatu program kepedulian untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan kaki, dan program ini sudah meraih penghargaan perak dari Journal Wound Care (JWC) 2023 dalam kategori penghargaan aktivasi pasien. 

Selain itu, wocare center juga berkomitmen terhadap pendidikan, melalui program pelatihan Indonesia ETNEP seperti CWCC (Certified Wound Care Clinician), CSTP (Certified Stoma Therapy Program), dan CCTP (Certified Continence Therapy Program) yang sudah terakreditasi oleh World Council Enterostomal Therapy dan Kementerian Kesehatan Indonesia. Pada pelatihan ini, wocare center sudah meluluskan 22.000 alumni yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Tidak sampai disitu saja, Rumah Sakit Medistra juga berperan pada perubahan lebih baik seputar luka dan diabetes. klinik perawatan luka dan perawatan kaki menjadi klinik unggulan yang dimiliki Rumah Sakit Medistra dalam memerangi permasalahan tersebut. dan sekarang, rumah sakit medistra sudah memiliki seribu member pasien diabetes yang sudah teregistrasi.

Karena kepedulian kami terhadap kasus diabetes di Indonesia, Wocare Center bersama Rumah Sakit Medistra Jakarta berkolaborasi dalam acara Diabetes Expo 2023: Know Your Risk, Know Your Response. Acara tersebut dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 14 – 15 Desember 2023 yang dihadiri oleh pemateri yang luar biasa seperti Prof. Aziz Nather (Senior Consultant, Division of Foot and Ankle Surgery, National University Hospital, Singapore), Widasari Sri Gitarja, SKp., MARS., WOC(ET)N (Owner and CEO of WOCARE Center Indonesia Corporate University of WOCARE Indonesia and Director Program of Indonesian ETNEP– WCET), para dokter spesialis, dan perawat luka profesional. Acara ini juga didukung oleh Metcovazin, Unicelle, Essity, Anamed, Urgo, dan PT Satya Abadi Pharma.

(Fig1. Flayer Diabetes Expo 2023)

Konsep Diabetes Expo 2023 kali ini sangat berbeda dengan menyajikan materi secara online dan offline. Pada sesi Online, kami menyajikan materi melalui zoom dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia serta mendapatkan E-sertifikat 1,5 SKP dari Kementerian Kesehatan Indonesia.

(Fig 2. Diabetes Expo sesi online melalui Zoom)

Materi yang diberikan meliputi A Comprehensive Approach to Diabetic Foot Ulcer Care (Dr. med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, SpB. Subsp.BVE(K)), DFU Management in the Modern Era (Ns. Eviyanti N, S.Kep,CWCC), Diabetic Foot syndrome (Ns. Kana Fajar, S.Kep. WOC(ET)N), Optimizing Diabetic Foot Ulcer Management Practices (Ns. Khairul Bahri, S.Kep., WOC(ET)N), Revolutionizing Diabetic Foot Ulcer Management (Ns. Pipit Lestari.S.Kep., MSc.WOC(ET)N), Integrating Multicultural Perspectives for Holistic Care (Widasari Sri Gitarja, SKp., MARS., WOC(ET)N).

(Fig 3. Panitia dan peserta Diabetes Expo sesi offline)

Pada Diabetes Expo sesi Offline kami melaksanakannya di RS Medistra Jakarta yang tak kalah serunya dan diikuti puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang tenaga medis dan mahasiswa. Pada acara ini peserta mendapatkan E-sertifikat 10 SKP dari Kemenkes yang wajib diakses melalui website kemenkes yaitu Plataran Sehat.

(FIg 4. Oral presentation dan workshop)

Selama dua hari, acara Diabetes Expo sesi offline juga memberikan materi secara oral presentation, workshop, training, dan panel discussion mengenai perawatan luka diabetes. Workshop yang kami adakan untuk peserta meliputi Diabetic Foot Ulcer Infection Management, Footwear and Offloading for Diabetic Foot, Therapeutic Foot Care Model in Indonesia, DFU in Advanced Treatment, Screening Foot, dan masih banyak lagi workshop mengenai luka diabetes.

Pada hari kedua, kami menyajikan live talkshow secara online dan offline bersama Dr Gunawan, SpPd yang membawakan materi Life With Diabetic dan Dr Cindiawaty, SpGK dengan materi Healthy Eating with Diabetes. Sesi ini juga banyak peserta yang begitu antusias bertanya seputar hidup sehat untuk penderita diabetes dari pola makan sampai pemilihan jenis olahraga yang tepat.

(Fig 5. Live Talkshow bersama Dr Gunawan, SpPd mengenai Life With Diabetic)

Dalam pola hidup yang sehat, Dr Gunawan, SpPd menyarankan untuk aktivitas fisik 30 menit sehari, berhenti merokok, makan makanan sehat, dan menjaga berat badan ideal. Hal tersebut perlu dilakukan untuk penyandang diabetes agar meminimalisir resiko komplikasi diabetes yang lebih berbahaya.

Salah satu materi yang peserta dapatkan adalah footprints atau mengukur alas kaki yang sesuai agar tepat dalam memilih sandal atau sepatu. Kenapa kita perlu menggunakan sepatu yang pas? Permasalahan diabetes yang sering terjadi adalah pada bagian kaki, selain luka, kaki penderita diabetes juga rentan mengalami perubahan bentuk kaki. Perubahan ini berawal dari kesalahan memilih sepatu atau sandal yang tidak sesuai dengan bentuk kaki, seperti sepatu yang berhak tinggi, sepatu yang sempit, sol yang tidak tebal, dan keras.

(Fig 6. Menggambar bentuk alas kaki)

Untuk mengetahui bentuk kaki, peserta diberitahu untuk menggambar alas kaki menggunakan kertas selanjutnya digunting sesuai pola gambar. Setelah digunting, selanjutnya kertas yang berbentuk kaki akan dimasukan ke sepatu yang dipakai. Jika kertas terlipat baik itu bagian depan, samping, maupun belakang, tandanya alas kaki tidak sesuai dengan bentuk kaki.

Kami berharap dengan adanya acara Diabetes Expo dapat meningkatkan pengetahuan secara merata melalui tenaga medis dalam perawatan diabetes dan turut serta membantu untuk menekankan kasus diabetes di Indonesia.


Penulis : Jesica Tamara, S.I.Kom

Penyunting : Ns. Khairul Bahri, S.Kep., WOC(ET)N