logo

Komplikasi Luka yang Perlu Dihindari

Komplikasi Luka yang Perlu Dihindari

Komplikasi Luka yang Perlu Dihindari

Luka dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari luka kecil hingga luka akibat cidera. Seringkali, kita mengabaikan luka kecil, menganggapnya tidak serius atau bahkan dibiarkan saja dan menyakini luka akan sembuh sendiri.

Namun, apa yang seringkali terlupakan adalah bahwa luka yang tidak tertangani dengan baik dapat mengarah pada komplikasi serius, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup kita.

Masih banyak mitos perawatan luka yang melekat di masyarakat seperti menggunakan pasta gigi atau minyak sayur jika memiliki luka bakar, membiarkan luka terbuka agar cepat kering, membersihkan luka dengan alkohol, atau bahkan percaya bahwa korengan adalah luka yang sudah sembuh. Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Jika dibiarkan akan perpeluang tinggi mengalami komplikasi pada luka, seperti dibawah ini:

Infeksi

Salah satu komplikasi paling umum dari luka yang tidak ditangani dengan benar adalah infeksi. Luka yang terbuka berpotensi masuknya bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya ke dalam tubuh kita. Jika tidak ditangani dengan tepat dan baik, luka tersebut dapat terinfeksi dan memicu reaksi peradangan yang dapat membuat luka semakin memburuk. Infeksi dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, pembengkakan hingga demam berkepanjangan.

Osteomyelitis

Ostemyelitis merukan infeksi yang menyebabkan peradangan di dalam tulang, Infeksi tersebut berawal dari tulang yang cidera atau kerika tulang mengalami trauma dan pasca pembedahan. Sehingga tulang menjadi lemah dalam melawan infeksi karena aliran darah terganggu, kondisi tersebutlah yang menjadikan tulang rentan terinfeksi. Pada pasien dengan ulkus kaki diabetes sebanyak 20% hingga 60% mengalami osteomyelitis. Infeksi ini memiliki risiko hingga amputasi kaki. Tindakan amputasi dipilih karena takut infeksi akan menyebar ke arah bagian anggota tubuh lainnya. Osteomyelitis dapat terjadi oleh siapa saja dari usia anak-anak hingga lansia. Berikut jenis infeksi osteomyelitis:

  • Osteomyelitis Hematogen, infeksi ini terjadi ketiga organ tubuh atau jaringan lainnya memiliki infeksi, sehingga terbawa bersama aliran darah. Jenis tersebut biasanya terjadi di tulang paha, tulang kering, atau tulang betis. Infeksi ini umumnya terjadi pada anak-anak.
  • Osteomyelitis Vertebra, jenis infeksi ini terjadi pada lansia yang berusia di atas 50 tahun dan menyerang tulang belakang.
  • Osteomyelitis Anaerobic, peradangan tulang yang disebabkan olek bakteri anaerobik. Anaerobik yaitu bakteri yang banyak ditemukan pada kulit, mukosa, mulut dan saluran pencernaan manusia.

Abses

Abses adalah kantong berisi nanah atau cairan luka yang dapat berkembang di dalam tubuh atau di sekitar luka. Hal ini terjadi ketika infeksi tidak ditangani dengan baik, dibiarkan terlalu lama dan nanah terperangkap dibawah kulit. Abses dapat sangat menyakitkan dan memerlukan perawatan medis atau operasi untuk mengeluarkan nanah atau cairan luka.

Selulitis

Selulitis terjadi ketika bakteri tertentu masuk ke dalam tubuh melalui luka yang tidak dibersihkan. Bakteri yang menyrang seperti Staphylococcus dan Steptococcus. Gejala pada selulitis yang sering dirasakan seperti nyeri, demam, kulit melepuh, bengkak, kemerahan dan munculnya cairan berwarna kuning atau bening. Jika tidak ditangani, selulitis dapat menyebar ke jaringan di bawah kulit dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti menyebar ke kelenjar getah bening. Selain itu, komplikasi lainnya yaitu gangren (kemarian jaringan), amputasi, kerusakan organ dalam, hingga kematian. Komplikasi mengerikan tersebut menunjukkan bahwa selulitis tidak bisa dianggap remeh. Satu kesalahan kecil saja bisa mengakibatkan komplikasi yang serius.

Gambar 1. Selulitis (sumber: google pict)

Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terkena selulitis adalah menjada kebersihan kulit, menggunakan alas kaki yang baik dan benar, tidak berjalan tanpa alas kaki diluar ruangan. Hal ini guna meminimalisir terjadinya luka. Selain itu, jika kamu terluka, usahakan membersihkan luka dengan benar yaitu menggunakan air bersih dan sabun khusus cuci luka yang mengandung antimikrobial.

Gangren

Gambar 2. Gangren (sumber: researchgate.com)

Gangren adalah kondisi serius yang terjadi ketika jaringan tubuh mati karena kurangnya pasokan darah atau adanya infeksi bakteri. Gangren ditandai dengan adanya luka dengan kurun waktu yang relatif cepat terjadi penghitaman dan mengeras. Luka yang terinfeksi dan tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangren dan mengancam nyawa. Dalam beberapa kasus, amputasi mungkin diperlukan untuk menghentikan penyebaran masif. Gangren terjadi pada jari tngan, kaki, badan, oto, dan organ dalam.

Mengabaikan Luka pada Kaki Diabetes

Bagi penderita diabetes, luka yang tidak ditangani dengan baik pada kaki adalah masalah serius. Diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah mengakibatkan seseorang kurang sadar atau hilangnya rasa terhadap luka pada kaki. Luka yang tidak tertangai akan berkembang menjadi semakin parah dan infeksi.

Pravelensi Luka di Indonesia menurut Departemen Kesehatan Rebublik Indonesia tahun 2013 mencapai 8,2% dan semakin meningkat karena perawatan luka dengan menggunakan metode seadanya. Sedangkan perawatan luka harus menyesuaikan dengan kondisi dan permasalahan luka yang akan mempercepat penyembuhan itu sendiri seperti Proses penyembuhan lauka, Perencanaan Luka dengan TIME konsep dan prodak luka yang digunakan mendukung penyembuhan lebih cepat. 

Untungnya, ada beberapa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah komplikasi luka. Pertama: membersihkan luka dengan benar, menghilangkan jaringan mati yang berada di luka dan menutup luka dengan prodak support penyembuhan luka dengan konsep lembab.

Jangan pernah meremehkan pentingnya perawatan yang tepat untuk luka Anda. Ingatlah bahwa luka yang tidak tertangani dengan tepat dapat berdampak serius pada kesehatan Anda. Jika anda memiliki Luka terbuka atau infeksi, Jangan ragu dengan Perawat Wocare Center melalui aplikasi MyWocare .

 

 

Penulis: Jesica Tamara, S.I.Kom

Penyunting: Khairul Bahri, BScN., RN., WOC(ET)N

 

Rerences: